Perbedaan Tukang Gigi, Dokter Gigi, dan Klinik Gigi
Rata Family, mungkin kamu sering melihat papan bertuliskan ‘tukang gigi’ dengan gambar logo gigi ikonisnya. Dengan embel-embel harga yang sangat murah, mungkin kamu jadi penasaran untuk mencoba layanan dari tukang gigi. Pernah mengalaminya? Pernahkah juga kamu bertanya, apa sih perbedaan tukang gigi dan dokter gigi ini?
Eits, jangan dulu buru-buru memutuskan. Kamu perlu tahu apa saja bedanya dokter gigi, tukang gigi, dan klinik gigi. Mari simak penjelasan lengkapnya.
Apa bedanya tukang gigi, dokter gigi, dan klinik gigi?
Kemampuan tukang gigi
Sama seperti namanya, tukang gigi hanya memiliki kemampuan dan kewenangan untuk membuat gigi palsu atau gigi tiruan. Kalau kamu melihat papan tukang gigi yang menawarkan jasa seperti pemasangan behel, pencabutan gigi, tambah gigi berlubang, dan lain sebagainya, bisa dipastikan itu adalah praktik tukang gigi yang ilegal. Ini dia salah satu perbedaan tukang gigi dan dokter gigi.
Lalu, kenapa masih banyak tukang gigi ilegal yang berkeliaran? Jawabannya hanya satu, karena peminatnya yang banyak.
Sayangnya, banyak masyarakat Indonesia memilih pergi ke tukang gigi untuk perawatan dan pengobatan gigi karena harganya yang murah. Perlu kamu ketahui kalau tukang gigi sangat berbeda dengan dokter gigi maupun klinik gigi.
Tukang gigi tidak memiliki sertifikat layaknya dokter gigi dan tidak lulus dari Ujian Kompetensi Dokter Gigi Indonesia. Kemampuan yang mereka dapatkan seharusnya sebatas membuat gigi palsu saja, sisanya didapatkan secara otodidak tanpa pengetahuan dan pengalaman yang mencukupi.
Bahaya pasang behel di tukang gigi
Sudah jadi rahasia umum kalau pemasangan behel atau kawat gigi di dokter gigi itu cukup mahal, bahkan ada yang mencapai puluhan juta rupiah. Dikarenakan harganya yang mahal, tidak heran banyak yang mengambil opsi alternatif demi meratakan gigi dengan harga miring, yaitu pergi ke tukang gigi. Akan tetapi, tahukah kamu akan risiko dari memasang behel di tukang gigi dibandingkan dokter gigi?
Jangan dulu terkecoh dengan harga yang murah, sudah banyak kasus gigi yang justru rusak akibat pemasangan behel di tukang gigi. Jika sudah begini, harga pemasangan behel yang murah jadi melambung tinggi dengan biaya operasi dan pengobatan gigi yang rusak. Bila dihitung kembali, malah lebih mahal daripada biaya pemasangan behel di dokter gigi.
Risiko komplikasi yang bisa terjadi akibat pemasangan behel di tukang gigi antara lain; gigi membusuk, penumpukan plak, bau mulut, akar gigi yang rusak, hingga saraf gigi yang mati. Tidak hanya itu, pemasangan behel sebaiknya dilakukan oleh dokter ortodonti yang memahami struktur rahang dan posisi gigi yang benar. Sementara tukang gigi hanya memasang behel secara asal dan ada kemungkinan gigi rata yang kamu idamkan itu malah menjadi gigi yang mundur ke belakang akibat pemasangan behel yang keliru.
Apa itu klinik gigi?
Apakah tukang gigi memiliki klinik gigi? Tentu tidak, karena untuk bisa membangun praktik klinik gigi, harus ada izin praktik dan dokter gigi bersertifikat yang menjadi bukti bahwa klinik gigi tersebut legal dan layanannya bisa dipertanggung jawabkan.
Lalu yang paling penting, layanan di klinik gigi ini langsung ditangani oleh dokter-dokter gigi berpengalaman dan bersertifikat. Jadi, kesehatan dan kebersihan gigi langsung ditangani oleh dokter gigi yang paling tahu soal kebutuhan gigi kamu.
Tidak hanya dokter gigi yang kompeten saja, klinik gigi juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang membuat pasiennya merasa nyaman. Contohnya seperti ruangan yang terang dan ber-AC, sofa empuk, dan lain sebagainya.
Kemudian, dokter gigi juga menggunakan peralatan medis yang steril, canggih, dan sesuai standar kedokteran gigi di Indonesia. Sama seperti Klinik Rata yang sudah dilengkapi oleh dokter gigi bersertifikat dan berpengalaman yang akan memberikan layanan terbaik untuk meratakan gigi.
Kemampuan dokter gigi
Tentu perbedaan tukang gigi dan dokter gigi lainnya terletak pada kemampuan dan kemahiran profesi dengan standar khusus. Dokter gigi harus memiliki sertifikasi agar dapat melayani pasien. Dokter gigi juga harus melengkapi berbagai tahapan untuk bisa benar-benar dianggap sebagai dokter gigi, mulai dari program sarjana, koas, hingga ujian.
Secara garis besar, dokter gigi punya wewenang untuk melakukan perawatan gigi dan mulut, misalnya tambal gigi berlubang, operasi, veneer, pembersihan karang gigi, dan lain sebagainya. Berbeda dengan perawat gigi yang hanya boleh membantu proses perawatan gigi atau melakukannya dengan supervisi dari dokter gigi.
Lalu, ada juga yang dikenal sebagai dokter ortodonti yang merupakan spesialisasi dari dokter gigi umum. Kemampuannya meliputi hal-hal yang berhubungan dengan posisi gigi, rahang, dan struktur wajah, salah satunya yaitu pemasangan behel maupun aligner yang sekarang lagi populer. Walau aligner bisa dilepas, proses cetak aligner harus tetap disupervisi oleh dokter ortodonti agar pergerakan gigi sudah sesuai dengan struktur rahang pasien.
Itulah perbedaan tukang gigi, dokter gigi, dan klinik yang perlu kamu tahu. Jangan salah pilih tempat perawatan gigi, ya. Kalau ragu harus melakukan perawatan gigi di mana, dokter gigi Rata siap membantu, lho. Segera konsultasikan keluhan kesehatan gigimu!
komentar
Belum ada komentar
Jadi yang pertama memberikan komentar